Minggu, 07 Desember 2008

Wafatnya Orang-Orang Baik

Di antara tanda kiamat kubro adalah wafatnya orang-orang baik sehingga yang tersisa dimuka bumi hanyalah orang-orang buruk yang tidak beriman, di atas mereka inilah kiamat terjadi.

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mengirim angin dari Yaman yang lebih lembut dari sutera ia tidak membiarkan seorang pun yang di hatinya terdapat iman sekecil semut hitam kecuali ia mematikannya.” (HR. Muslim)

Dari Abdur Rahman bin Syamasah berkata, Saya berada di sisi Maslamah bin Makhlad dan di situ terdapat Abdullah bin Amru bin al-Ash. Abdullah berkata, “Kiamat tidak datang kecuali di atas orang-orang yang buruk mereka lebih buruk daripada orang-orang jahiliyah, mereka tidak berdoa meminta sesuatu kepada Allah kecuali Dia menolaknya.” Lalu datanglah Uqbah bin Amir. Maslamah berkata, “Wahai Uqbah, dengarkanlah apa yang dikatakan oleh Abdullah.” Abdullah menjawab, “Dia lebih tahu. Kalau saya maka saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas agama Allah, mereka mengalahkan musuh-musuh mereka, mereka tidak dirugikan oleh orang yang menyelisihi mereka sehingga Kiamat datang dan mereka dalam kondisi demikian.” Abdullah berkata, “Benar, kemudian Allah mengutus angin yang beraroma miski lembut selembut sutera, ia tidak membiarkan jiwa yang beriman walaupun sekecil semut hitam kecuali ia mengambilnya, kemudian yang tersisa adalah orang-orang yang buruk di atas merekalah Kiamat terjadi’.” (HR. Muslim)

Diambilnya orang-orang shalih terjadi satu demi satu sehingga yang tersisa adalah ampas, yaitu orang-orang yang buruk dan jahat sebagaimana dalam riwayat al-Bukhari dari hadits Mirdas al-Asali, salah seorang sahabat yang berpartisipasi dalam Bai’ah ar-Ridhwan di Hudaibiyah, Qais bin Abu Hazim mendengarnya berkata, “Orang-orang shalih diwafatkan satu persatu, yang tertinggal adalah orang-orang buruk seperti kurma dan gandum yang buruk. Allah tidak mempedulikan mereka sedikit pun.”

Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda, “Orang-orang shalih pergi satu demi satu, yang tertinggal adalah orang-orang buangan, seperti kurma dan gandum buangan. Allah tidak menghiraukan mereka sedikit pun.” (HR. al-Bukhari)

Kemudian perkaranya semakin runyam, keadaannya semakin buruk, sehingga dzikrullah ditinggalkan dan dilupakan, dasar tauhid lenyap sama sekali.

Dari Anas bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Kiamat tidak datang di atas orang yang mengucapkan ‘Allah, Allah’.” Dalam riwayat lain, “Sehingga di bumi tidak ada yang mengucapkan Allah, Allah.” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)

Ketika sampai batas terkikisnya Islam, manusia kembali kepada jahiliyah yang pertama bahkan lebih buruk darinya. Manusia menjadi hamba hawa nafsu, dipermainkan oleh setan yang memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Amru bin al-Ash yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi saw bersabda, “…maka yang tersisa adalah orang-orang buruk, mereka sangatlah cepat kepada kemaksiyatan seperti burung terbang. Hukumnya seperti hukum rimba. Mereka tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak mengingkari yang mungkar, lalu setan menjelma kepada mereka dan berkata, ‘Ikutlah kalian’. Mereka bertanya, ‘Apa yang kamu perintahkan?’ Maka setan memerintahkan kepada mereka menyembah berhala…’.” (HR. Muslim)

Orang-orang buruk yang diberitakan oleh Nabi saw itu akan mengalami degradasi moral yang sangat drastis sampai pada derajat kebinatangan. Di mana mereka berzina secara terang-terangan seperti keledai, laki-laki mendatangi wanita disaksikan oleh khalayak ramai seperti keledai tanpa ada rasa peduli. Naudzubillah.

Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash berkata, Rasulullah saw bersabda, “Kiamat tidak datang sehingga manusia berzina secara terbuka di jalanan seperti keledai.” Saya berkata, “Apakah hal itu terjadi?” Nabi saw menjawab, “Ya, pasti terjadi.” (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah nomor 481)

Dalam hadits an-Nawas bin Sam’an yang panjang tentang Dajjal dan Ya’juj Ma’juj, Rasulullah saw bersabda, “Ketika mereka demikian Allah mengirim angin yang lembut yang menyusup lewat bawah ketiak mereka, maka ia mengambil nyawa setiap mukmin dan muslim. Dan yang tertinggal adalah manusia-manusia buruk, mereka berzina secara terbuka seperti keledai, di atas merekalah Kiamat terjadi.” (HR.Muslim)

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya umat ini tidak fana sehingga seorang laki-laki mendatangi seorang wanita, lalu menggaulinya di jalanan. Orang terbaik pada saat itu adalah yang berkata, ‘Seandainya aku menggaulinya di belakang tembok ini’.” (HR. Abu Ya’la, dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah 481)

Semoga Allah melindungi kita semua dari zaman edan seperti ini. Amin.
oleh : Izzudin Karimi

Sabtu, 06 Desember 2008

Menghitung Umur

Berapa umurmu sekarang? 15? 18? Atau 24 tahun? Yup, kamu sendiri yang bisa menjawabnya. Soal berapa waktu yang telah kita lalui sampai sekarang di dunia ini, kita ga ragu kok, kamu pasti bisa menghitung dengan pasti. Selama kita ngerti kapan kita keluar dari rahim bunda. Tapi, apa memang bener umur yang tertera di KTP atau kartu pelajar kita tadi udah mencerminkan usia kita yang sesungguhnya? Jangan-jangan rentang waktu kita di dunia ini baru 2 minggu atau malahan baru saja nongol jadi manusia yang hakiki. Bingung ya. Hehe, kita awali artikel kita yang satu ini, dengan sebuah pertanyaan yang simpel. Kelihatannya gampang untuk kita menghitungnya, namun kenyataannya, ga semudah itu. Maksud lo? Eng ing eng...oke untuk lebih jelasnya kita kupas secara konkrit di bawah ini.
Sobat, kehidupan kita di bumi tempat raga berpijak ini ga akan kekal. Suatu saat kita bakal menemui apa itu ajal. Tentunya kita semua yakin-seyakin-yakinnya akan hal ini. Kalo yang namanya maut, ga akan bisa dimajukan ataupun dimundurkan walau sesaat. Sayangnya, ga ada satupun dari kita yang tahu kapan kematian menjemput. Ki Joko Bodho kek, Mama Lauren kek, Dedy Corbuzier kek, ga ada yang tahu. Artinya, kita kudu bener-bener siap saat “dia” datang. Nah, sudah siapkah kita? Mayoritas kita akan menjawab dengan lantang, “BELUM!!” Ya, sampai kapanpun kita ga akan pernah siap dengan yang namanya ajal. Meski demikian, mau tidak mau, senang atau tidak, “dia” bakal hadir di kehidupan kita, entah kapan. Bisa 20 tahun ke depan, 2 tahun lagi, 2 minggu, atau malah 2 jam lagi. Kita sendiri ga ngerti kapan.
Nah, oleh karena itu, satu-satunya cara adalah kita memaksakan diri untuk siap menghadapi ajal. Ya, paksakan. Bila kita saat ini malas untuk sholat, paksakan untuk sholat. Jika hari ini kita ga ingin berinfak, paksakan untuk berinfak. Kalo sekarang kita minder untuk belajar Islam, paksakan supaya kita bisa belajar Islam. Kalo bukan sekarang, kapan lagi. Ga ada yang mau jamin, kita bisa hidup di esok hari. Entah itu Pak SBY, Pak Yusuf Kalla atau siapapun, ga ada yang berani jamin.
Meski kelihatannya berat, dan menjadi sebuah beban, untuk berbuat suatu kebaikan, pasti membutuhkan awalan. Nah, awal inilah yang harus kita raih. Awalan inilah, sejatinya umur kita di dunia. Ya, awalan bagi diri ini untuk berbuat kebaikan dan ibadah. Tunduk sepenuhnya pada Allah SWT. Bila kita mengawali kebaikan ini pada umur 15 dan umur kita sekarang 18, maka umur kita baru 3 tahun. Bila kita mengawalinya pada umur 20, sedangkan umur kita sekarang 24, maka umur kita baru aja 4 tahun. Nah, kalo kita baru aja mengawali kebaikan dan bertobat 2 minggu lalu, tentunya umur kita juga baru 2 minggu. Padahal, kita ga ngerti kapan ajal menjemput.
Sobat, ibadah yang kita lakukan di dunia inilah yang menjadi bekal kita di hari esok. Dimana? Di akhirat dong. Sehingga ga salah kalo kita kudu mempersiapkan bekal ini sebaik-baiknya. Karena bekal inilah yang akan menentukan sukses atau tidaknya kita di akhirat nanti. Dan kita kudu mempersiapkan bekal sebaik mungkin.
Selama kita berbuat kebaikan, dan diiringi oleh belajar Islam, secara perlahan dan pasti akan tumbuh yang namanya kesadaran dan keikhlasan. Yang akhirnya akan bikin diri ini bangun dan ngerti, kalo yang namanya ibadah itu, kitalah yang butuh. Bukan Allah, bukan malaikat dan bukan jin.
Karena itulah sobat, mulai sekarang deh itung-itung umur kita. Mumpung kita masih punya raga dan nyawa. Artinya kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berbakti pada-Nya. Kokohkanlah iman kita, kuatkanlah diri kita. Ngomong-ngomong soal kuat, tahukah kamu siapakah orang yang kuat itu? Kalo jawabanmu itu Superman, berarti kamu salah…, wong Superman aja keok ama Louis Lane. Kok bisa salah sih jawaban kita, ya kesalahan itu datang dari pemahaman kita yang salah juga…
Tahu ga sih kalo bukti orang-orang yang kuat ga akan kita temui pada sosok Spiderman, Superman, Batman, Rambo dll. Kenapa? Soalnya kekuatan mereka cuma ngendon pada fisiknya doang, selain itu ga ada yang lain.
Sobat, orang yang kuat itu adalah orang yang punya prinsip dalam hidupnya. Dia berani ngomong yang benar, meski yang lain mbela yang salah. Dia berani bilang “TIDAK” pada kemaksiatan, di saat yang orang lain lagi enjoy ama dosanya. Dia berani megang prinsip yang haq itu pasti dan yang bathil kudu dibasmi. Walau dia ngerti konsekuensinya bakal ga gampang. Mungkin aja dibenci teman, dijauhi rekan, but it’s okay selama Allah masih menjadi kekasih kita....

Yup, hitunglah umur kita mulai saat ini. Kokohkan iman kita dalam hidup ini. Raih bekal terbaik dalam menghadapi ajal. Dan sukseslah menempuh kehidupan sejati di akhirat. Yuk...(dy)

Selasa, 11 November 2008

ALLAH hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup


Dari milis tetangga yang masuk ke e-mailku. Lebih baik diposting saja daripada dikirim terus nich artikel via e-mail. Surat tersebut sebagai berikut :
Renung-renungkan dan selamat beramal..
Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju Makah……. . , aku bertanya pada Ibu, Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel dimana saya bergabung untuk Umrah di bulan July 2007 yang lalu.
‘Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari Umrah….? ( Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah). Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.

Kebetulan umrahku dimulai di Madinah selama 4 hari, baru ke Makah. Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah. Ibu berkata…’ , * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup* Keningku berkerut…. ….’Sedikit sekali Allah memanggil kita..?’

Ibu tersenyum. ‘Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?’ Saya menggelengkan kepala.
‘Panggilan pertama adalah* **Azan*’, ujar Ibu. ’Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah.
Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak ‘cepat marah’ akan sikap kita. Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti’.

Saya terpekur…. . .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah…….

Ibu melanjutkan, Panggilan yang kedua adalah Panggilan* Umrah/Haji* Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya ‘bergiliran’ . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan ’Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan’, sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua. Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu’.

Mata saya semakin berkaca-kaca. ……..Subhanal lah…….saya datang menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan.. …Alhamdulill ah… ’

Dan panggilan ke-3′, lanjut Ibu, ‘adalah* KEMATIAN*. Panggilan yang kita jawab dengan amal kita. Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu, manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..Jawablah 3 panggilan Allah dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah…. Insya Allah syurga adalah balasannya.. …’

** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi, saya sujud bertaubat pada Allah karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ….Kala itu hati saya makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat….. ….Aku menjawab panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam…….. **

**Huraisy**Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama ‘Huraisy’ berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi. Malaikat Jibril bertanya : ‘Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari?’ Huraisy pun menjawab, ‘Aku mau mencari lima orang.’
Pertama, orang yang meninggalkan sholat
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.’

Dikutip dari : adaf.wordpress.com